Sabtu, 14 Januari 2012

PERAN, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEMBINA PRAMUKA



I.     PENDAHULUAN
1    Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggungjawab dan mampu membina serta mengisi kemerdekaan nasional serta membangun dunia yang lebih baik..

2    Kepramukaan merupakan sistem pembinaan dan pengembangan sumberdaya atau potensi kaum muda agar menjadi warga negara yang berkualitas yang mampu memberikan sumbangan positif bagi kesejahteraan dan kedamaian masyarakat baik nasional maupun internasional.

3.   Dalam kepramukaan proses pendidikan terjadi karena adanya pertemuan yang interaktif dan komunikatif yang digerakan oleh Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan yang dilaksanakan secara teratur, terarah, terencana dan berkesinambungan oleh peserta didik sendiri dengan dukungan orang dewasa.

4.   Orang Dewasa yang terlibat langsung dalam proses pendidikan tersebut di atas ialah Pembina Pramuka.

KOMUNIKASI DAN BERGAUL DENGAN PESERTA DIDIK



I.     PENDAHULUAN
        Untuk dapat melaksanakan Program Kegiatan Peserta Didik ( PRODIK ) yang telah di susun bersama, Pembina Pramuka dalam satuan hendaklah menciptakan Komunikasi yang baik dan mengadakan pergaulan yang harmonis dengan Peserta Didik, dan sebagai anggota masyarakat kiranya menjadi kewajiban kita pula untuk mengadakan komunikasi dengan masyarakat sebagai faktor pendukung keberhasilan pendidikan yang kita laksanakan.

SISTEM AMONG



I.     PENDAHULUAN
1.   Hubungan Pembina Pramuka dengan peserta didik merupakan hubungan khas, yaitu  setiap Pembina Pramuka wajib memperhatikan perkembangan mitra didiknya secara pribadi agar perhatian  terhadap pembinaanya dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan kepramukaan.

2.   Pendidikan dalam Gerakan Pramuka ditinjau dari hubungan antar Pembina dengan Peserta Didik menggunakan sistem among.

Senin, 09 Januari 2012

MENCIPTAKAN KEGIATAN YANG MENARIK, MENANTANG, DAN MENGANDUNG PENDIDIKAN


I.     PENDAHULUAN
1.   Pendidikan dalam Gerakan Pramuka adalah proses pendidikan sepanjang hayat yang berkesinambungan dengan sasaran menjadikan manusia bertaqwa, berbudi pekerti luhur, mandiri, memiliki kepedulian tinggi terhadap nusa bangsa, masyarakat dan lingkungannya, alam seisinya, bertanggung jawab serta berpegang taguh pada nilai dan norma masyarakat.

2.   Dalam kepramukaan, pada hakikatnya peserta didik tidak hanya diperankan sebagai obyek pendidikan, tetapi justru lebih banyak diperankan sebagai subyek ; dengan demikian dalam kepramukaan sebenarnya peserta didik sendirilah yang berperan aktif dalam proses kegiatan sehingga dapat dikatakan yang menjadi "pendidik' dalam kepramukaan adalah peserta didik sendiri.   Pada suatu kegiatan Pembina Pramuka berperan sebagai pembimbing, pendamping dan fasilitator yang dengan rajinnya memberikan motivasi dan memberikan stimulasi (rangsangan) atas munculnya konsep kegiatan, yang dilengkapi dengan metode apa yang paling tepat untuk melaksanakan kegiatan tersebut, sedang dalam proses pelaksanaan kegiatan  tersebut sepenuhnya peserta didik sendiri yang berperan aktif.

3.   Untuk dapat melibatkan langsung peserta didik secara penuh dalam kegiatan hingga mereka dapat memerankan diri sebagai subyek pendidikan, Pembina Pramuka hendaknya melibatkan langsung peserta didik dalam menciptakan kegiatan tersebut, karena kegiatan yang menarik bagi peserta didik/kaum muda adalah kegiatan yang sesuai dengan aspirasi peserta didik/kaum muda sendiri, tentang menantang  atau  tidaknya suatu kegiatan itupun mereka tentukan sendiri,  bukan oleh Pembina.

MEMAHAMI PESERTA DIDIK DAN KEBUTUHANNYA



I.     PENDAHULUAN
1    Memahami peserta didik, merupakan sikap Pembina Pramuka, Pelatih Pembina Pramuka dam Pemimpin Kwartir yang harus dimiliki dan dilakukan karena dengan mengetahui aspirasi / tuntutan peserta didik dapat dijadikan    bahan  pertimbangan dalam penyusunan program peserta didik ( PRODIK ), maka kegiatan kepramukaan akan dapat memenuhi kebutuhan dan minat mereka, sehingga kegiatan kepramukaan yang disajikan menjadi kegiatan yang menarik dan menyenangkan.

2    Beberapa dasar pertimbangan perlunya " memahami peserta didik " sebagai berikut  :
a.   Dasar pertimbangan psikologis
     bahwa suatu kegiatan akan menarik dan berhasil apabila sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, keinginan, dan tuntutan peserta didik.
b.   Dasar pertimbangan sosiologi
     bahwa secara naluri manusia akan merasa ikut serta memiliki dan aktif mengikuti kegiatan yang ada.

FORUM PRAMUKA SIAGA, PENGGALANG, PENEGAK, PANDEGA


I.     PENDAHULUAN
1.   Forum adalah wadah tempat membicarakan kepentingan bersama, bersidang untuk membahas sesuatu perkara, atau tukar menukar pemikiran tentang suatu masalah.

2.   Forum Pramuka Siaga/Penggalang/Penegak/Pandega adalah wadah tempat membicarakan kepentingan bersama, wadah tukar menukar pikiran tentang sesuatu  masalah, atau sidang untuk membahas suatu perkara, bisa juga merupakan media kegiatan bersama bagi pramuka Siaga/Penggalang/Penegak/Pandega. 

DEWAN SATUAN PRAMUKA



I.     PENDAHULUAN
Keberadaan Dewan dalam Satuan Pramuka merupakan wadah kegiatan Pramuka dalam mengembangkan :
1.   jiwa kepemimpinan.
2.   kemampuan bermasyarakat, bekerja sama, tenggang rasa dan hidup bergotong - royong.
3.   kemampuan mengadministrasikan kegiatan satuan.
4.   kemampuan hubungan insani dan kehumasan.
5.   kemampuan dalam menyusun/perencanaan, pemrograman, pelaksanaan dan penilaian atas suatu kegiatan.
6.   kemampuan jiwa demokratis

PROGRAM KEGIATAN PESERTA DIDIK ( PRODIK)


Up Ribbon: BAHAN SERAHAN 3.5

I.     PENDAHULUAN
Kegiatan adalah proses memperkenalkan , menumbuhkan, membimbing dan mengembangkan :
a.   Kepribadian
b.   Pengetahuan dan keterampilan
c.   Kecendrungan / keinginan serta kemampuan
dalam mencapai tujuan, terbentuknya manusia yang kreatif, inovatif, pelopor dan mandiri.

KEPANDEGAAN



I.     PENDAHULUAN
Pandega adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 21 – 25 tahun, yang bisa juga disebut sebagai “Senior Rover”. Secara umum pada usia tersebut sifat agresifnya sudah mulai mengendap, sosialitasnya semakin tinggi, dan pertimbangan rasionalnya semakin tajam. [i] Di usia tersebut memang telah masanya saling mencintai dengan lain jenis kelamin. Bagi Pramuka Pandega biasanya mereka kreatif serta lebih suka suka berkarya, tingkat kepatuhannya (kepada Pembina, dan kepada aturan) lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan Pramuka.

Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan bagi Pandega adalah berupa “Lidi”, yakni bersaft satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Racananya berada di sebelah kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan, bahkan bisa menyerahkan sepenuhnya dalam upacara tersebut kepada Pradana atau Pemimpin Racana untuk memimpin upacara.  Filosofisnya adalah bahwa Pandega sudah dibebaskan melihat dunia luar, bisa melalui pribadi Pembinanya atau bisa langsung. Dalam membina Pandega, porsi terbesar adalah “Tut Wuri Handayani” yakni di belakang memberi dorongan, motivasi dan arahan; sedangkan ing madya mangun karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, “ing ngarsa sung tulada atau di depan memberi keteladanan porsinya lebih kecil.

KEPENEGAKAN



I.     PENDAHULUAN
Penegak adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 16 – 20 tahun. Secara umum pada usia tersebut mereka disebut masa sosial (Kohnstam), mereka sedang mencari jati diri, memiliki semangat yang kuat, suka berdebat, kemauannya kuat, agak sulit dicegah kemauannya apabila tidak melalui kesadaran rasionalnya, ada kecenderungan agresif, sudah mengenal cinta dengan lain jenis kelamin. Bagi Pramuka Penegak sifatnya agak berbeda dengan anak muda lainnya yang belum Pramuka, karena  sosialitas mereka sudah mulai tinggi, senang berkelompok, dan Penegak biasanya kreatif serta suka berkarya, tingkat kepatuhannya (kepada Pembina, kepada kesepakatan yang dibuat, kepada hukum/peraturan perundangan) lebih tinggi dibandingkan dengan yang bukan Pramuka.

Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan bagi Penegak adalah berupa “Lidi”, yakni bersaft satu lurus, di mana pemimpin-pemimpin Ambalannya berada di sebelah kanan. Pembina bisa berada di tengah-tengah lapangan upacara, tetapi bisa berada di ujung barisan paling kanan. Filosofisnya adalah bahwa Penegak sudah dibebaskan melihat dunia luar, bisa melalui pribadi Pembinanya atau bisa langsung. Dalam membina Penegak, porsi terbesar adalah “Tut Wuri Handayani” yakni di belakang memberi dorongan, motivasi dan arahan; sedangkan ing madya mangun karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, “ing ngarsa sung tulada atau di depan memberi keteladanan porsinya lebih kecil.

KEPENGGALANGA


Up Ribbon: BAHAN SERAHAN 3.2
I.     PENDAHULUAN
Penggalang adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 11 – 15 tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat keingintahuan (curiosity) yang tinggi, semangat yang kuat, sangat aktif, dan suka berkelompok.

Formasi barsan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan penggalang adalah berupa “angkare”, di mana Pembina berdiri di depan pasukan di bagian tengah di sebelah kiri bendera (tiang bendera berada di kanan Pembina). Hal ini  member makna bahwa di dalam penggalang, porsi terbesar adalah “ing madya mangun karsa”, atau di tengah-tengah menggerakkan, sedangkan porsi “ing ngarsa sung tulada dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil. Simbol bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan melihat dunia luar melalui cerminan kepribadian Pembina-nya.

KESIAGAAN

I.     PENDAHULUAN
Siaga adalah anggota muda Gerakan Pramuka yang berusia 07 – 10 tahun. Pada usia tersebut anak-anak memiliki sifat unik yang sangat beraneka macam yang pada dasarnya merupakan pribadi-pribadi aktif dan tidak pernah diam. Sifat uniknya merupakan kepolosan seorang anak yang belum tahu resiko dan belum  dapat diserahi tugas dan tanggung jawab secara penuh. Sifat yang cukup menonjol adalah keingintahuan (curiosity) yang sangat tinggi, senang berdendang, menari dan menyanyi, agak manja, suka meniru, senang mengadu, dan sangat suka dipuji.
Kehidupan siaga masih berkisar di seputar keluarga yang ada ayah dan ibu. Keluarga merupakan pusat aktivitasnya. Atas dasar hal tersebut pembinaan pramuka siaga dikiaskan sebagai “keluarga bahagia” di mana terdapat ayah, ibu dan paman serta bibi. Wadah pembinaan pembinaan ini disebut “Perindukan Siaga” yang mengkiaskan bahwa anak seusia siaga masih menginduk pada ayah dan bunda (keluarga). Hal ini diperjelas dengan formasi bentuk barisan berupa lingkaran pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga.  

Formasi barisan pada upacara pembukaan dan penutupan latihan Siaga adalah berupa “lingkaran”, di mana Pembina berdiri di tengah-tengah lingkaran di belakang bendera. Hal ini  memberi makna bahwa di dalam Siaga, porsi terbesar adalah “ing ngarsa sung tulodo”, atau di depan memberi contoh, sedangkan porsi “ing madya mangun karsa dan tut wuri handayani porsinya lebih kecil. Simbol bentuk upacara ini juga mengkiaskan bahwa norma dan tata-nilai bagi Siaga mengikuti cermin kepribadian Pembina-nya.